Wahana saling berbagi dan silaturahmi

Doa Yang Dikabulkan

Kisah ini diambil
dari buku
"Ia Mati Karena Takut Neraka" 
Karangan Badiatul
Muchlisin Asti 
Suatu ketika, ombak
dan badai menerjang hebat.
Sehingga membuat
sebuah kapal karam
di tengah laut.

Semua penumpangnya
tenggelam bersama
karamnya kapal, kecuali hanya
dua orang lelaki yang
bisa menyelamatkan diri.
Keduanya berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang.

Dua orang yang selamat itu bingung, tak tahu apa yang harus mereka lakukan di pulau yang terpencil itu. Namun, mereka berdua yakin, bahwa tidak ada yang dapat mereka lakukan, kecuali berdoa kepada Tuhan. Itulah yang bisa mereka lakukan.

Nah, untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.
Doa pertama yang dipanjatkan adalah memohon agar diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.
Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya.

Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya, seperti keajaiban saja, semua yang diminta terkabul untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa.

Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya, mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja, lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima pemberian Tuhan karena doa-doanya tak terkabulkan.
Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit menggema, “Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?”

“Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan,” jawab lelaki ke satu ini. “Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka, ia tak pantas mendapatkan apa-apa,” lanjutnya.
“Kau salah!” suara itu membentak keras. Suaranya keras membahana. “Tahukah engkau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan, semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa.”

“Katakan padaku,” tanya lelaki ke satu itu. “Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini kepadanya?”
“Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan oleh-Nya!”

Subhanallah!

Mudah-mudahan kisah ini bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk kita semua. Amin.
Oleh : Badiatul Muchlisin Asti
Judul buku : Ia Mati Karena Takut Neraka
Kisah-Kisah Islami Yang Menggetarkan dan MembangkitkanCahaya Iman
Hal : 153-154