Wahana saling berbagi dan silaturahmi

TENTANG SURAT AD DHUHA

QS. Ad-Dhuha

1. Demi waktu dhuha,
2. dan demi malam apabila telah sunyi,
3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu,
4. dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan.
5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan Karunia-Nya kepadamu, lalu kamu
menajdi puas.
6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.
7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang sesat, lalu Dia memberikan
petunjuk.
8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan.
9. Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku
sewenang-wenang.
10.Dan terhadap orang yang minta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya.
11.Dan terhadap ni´mat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya.

Surat ini menceritakan tentang perjalanan seseorang yang sedang berusaha sekuat hati, pikiran, jiwa dan raga Mencari Tuhannya. Dalam perjalanan tersebut dia merasakan kelemahannya yang teramat sangat di sebabkan oleh betapa banyaknya keburukan dirinya, juga ia merasa teramat kurang dalam beramal shaleh. "Apalah yang bisa saya persembahan kepada Tuhan agar Tuhan tertarik kepada saya, agar Ia lebih mau Mendekati saya?"
Dalam awal-awal perjalanannya menyusuri jalan terjal lagi berliku (perjuangan melawan syahwat hawa nafsu diri) (QS Al Balad :12-13) ia merasa selalu terperosok ke dalam duri dosa, lalu menggelinding pula ke bawah. Ia merasa kenapa susah sekali untuk mendaki tanpa jatuh. Hampir ia putus asa dalam perjalanannya, merasa Tuhan meninggalkan dan membencinya.

Kata Tuhan, " dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada awal. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepdaamu, lalu kamu menjadi puas (ridho) dengan-Nya."

Dalam perjalanannya yang merasa tanpa pembimbing itu - sungguhlah teramat berat - tidaklah sungguh-sungguh tanpa pembimbing, karena Allah selalu ada Melindunginya, menyertai dalam desah setiap nafas yang di keluarkannya untuk Allah. Allah memberikan petunjuk kepadanya ke mana harus berjalan dengan benar.

Masalah ia merasa sangat ´kacau´ dengan dirinya itu hanyalah sebuah proses panjang, yang kalau ia berhasil melaluinya maka pada akhirnya Allah-lah Yang akan di perolehnya. Karena itu, ikutilah setiap Petunjuk-Nya, niscaya engkau akan selamat dunia akhirat.

Saya suka surat Ad-Dhuha, suka sekali bahkan. Apabila saya merasa terpuruk dengan dosa-dosa saya, hampir merasa putus asa, lalu Ad-Dhuha mengingatkan saya bahwa sekarang belum final. Saya harus terus maju berjalan untuk Mencapai-Nya hingga titik darah penghabisan. Kuatkan, ya, Allah. Amin.


Latar belakang turun surat Ad-Dhuha ini menurut hadits riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Jundub menjelaskan bahwa Rasulullah saw pernah merasa tidak enak badan sehingga beliau tidak shalat malam satu atau dua malam. Maka ketika itulah datang seorang wanita yakni Ummu Jamil istri Abu Lahab kepada beliau seraya berkata: “Hai Muhammad, aku melihat setanmu (Jibril) telah meninggalkan engkau”. Sebagai jawaban atas anggapan wanita itu, maka Allah menurunkan ayat 1-3 surat Ad-Dhuha ini.


Dari Al-Hakim juga meriwayatkan hadist Zaid bin Arqam bahwa Rasulullah saw berhari-hari tidak didatangi Jibril as. Ummu Jamil, istri Abu Lahab ketika mengetahui hal itu, ia berkata: “Aku tidak berkesimpulan selain bahwa setanmu (maksudnya :Jibril a.s) telah meninggalkan dirimu dan marah kepadamu.”
Kemudian tidak begitu lama turunlah ayat 1-3 surat Ad-Dhuha yang membantah terhadap anggapan tersebut. Ada yang menerangkan sebuah hadits bahwa Rasulullah Saw ketika turun ayat tersebut di atas beliau bertakbir karena merasa amat gembira dengan diturunkannya wahyu yang sempat terhenti sebelumnya.