Wahana saling berbagi dan silaturahmi

Siapakah Iskandar Zulqarnain yang Disebutkan Dalam Al-Qur‘an

pertanyaan : Siapakah Iskandar Zulqarnain yang Disebutkan Dalam Al-Qur‘an?

Jawaban:
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Bismillah, Washshaltu Wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du.

Ada banyak perbedaan pandangan dari para ahli sejarah, 
namun kita tidak mungkin
sekedar mengikuti asumsi tanpa
melakukan penelitian yang jauh lebih detail.

Dalam kasus tersamarnya identitas Zulqarnain dengan Alexander the Great itu, tolok ukur yang pertama kita gunakan adalah Al-Qur'an. Sebab ini adalah kitab tershahih di dunia.

Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Zulqarnain seorang raja muslim yang adil dan pemerintahannya membentang dari barat sampai timur. Dan yang terutama sekali, beliau telah membangun dinding besar monumental yang membentang antara dua gunung. Para ahli sejarah meyakini bahwa bendungan terbuat dari logam itu terletak di pegunungan Kaukasus, kini daerah itu menjadi negara bagian Georgia.

Secara topografi, deretan pegunungan Kaukasus itu memang terlihat memanjang dari laut Hitam sampai ke laut Qazwin sepanjang 1.200 km tanpa celah. Kecuali pada bagian kecil sempit yang disebut celah Darial sepanjang 100 meter kurang lebih. Pada bagian celah itulah Zulqarnain membangun penghalang dari Ya'juj dan Ma'juj sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran dalam surat Al-Kahfi.

Kemudian dia menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"

Dzulkarnain berkata, "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan, agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi". Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah ".

Hingga apabila besi itu sudah menjadi api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu". Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa melobanginya. Dzulkarnain berkata: "Ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar". (QS Al-Kahfi : 92-98)

Sedangkan Alexander the Great itu dalam sejarahnya tidak pernah diberitakan pernah melakukan hal itu. Bahkan dia adalah seorang musyrik penyembah berhala. Sejarah tidak mencatatnya sebagai seorang raja muslim yang taat kepada agama tauhid.

Meski keduanya punya nama Iskandar/Alexander, namun keduanya adalah sosok yang berbeda. Sejarawan muslim Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah Wan Nihayah menjelaskan bahwa antara kedua orang itu terbentang jarak waktu sampai 2.000 tahun. Dan hanya mereka yang tidak mengerti sejarah saja yang bisa terkecoh atas identitas kedua orang itu. (Lihat Al-Bidayah Wan-Nihayah oleh Ibnu Katsir jilid 1-2 halaman 493). (Eramuslim)

Wallahu a'lam bishshawab.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Ahmad Sarwat, Lc.